Kebanyakan mahasiswa sehabis lulus kuliah mereka ingin langsung bekerja. Bekerja di perusahaan-perusahaan besar impian mereka dengan pendapatan yang besar. Lalu mereka pun berbondong-bondong melamar pekerjaan. Terjadilah arus urbanisasi ke Jakarta besar-besaran. Lalu bagaimana dengan kampung halaman, asal daerahnya: Terlupakan.
Goris Mustaqim (26) adalah pengecualian. Sehabis lulus kuliah ia tidak melamar pekerjaan kepada perusahaan, tetapi mendirikan perusahaan dan berwirausaha. Menjadi seorang entrepreneur dan membangun Garut adalah impiannya semenjak bangku kuliah dulu.
Goris dan Asgar Muda
“Saya ingin menjadi seorang wirausaha yang membangun daerah tempat asal saya, Garut” kata lulusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung ini.
Goris mendirikan Asgar Muda pada tahun 2006, paguyuban yang mendorong para pemuda setempat agar terlibat dalam bidang Organisasi, Pengembangan Komunitas dan Potensi Daerah (PKPD), Litbang & Media, Pendidikan dan Kebudayaan, Ekonomi dan Kewirausahaan, dengan maksud meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Goris mendorong para pemuda ini untuk tetap tinggal di Garut untuk bersama-sama memajukan kota tersebut.

Program program yang dilakukan Goris dengan Asgar Mudanya sangat bervariasi yang sesuai dengan visi Asgar Muda “Pembinaan dan Aktualisasi Pemuda untuk Kesejahteraan Masyarakat Garut”. Dalam bidang Organisasi, Asgar Muda menyediakan beasiswa penuh di perguruan tinggi bekerja sama dengan pihak sponsor sampai dengan lulus untuk anak yang pintar namun secara ekonomi tidak mampu.