Selain mobile nation, terkait dengan industri digital, negara kita mungkin cocok disebut sebagai ecommerce nation, atau online shop nation. Menurut IdEA, dalam 5 tahun ke depan pertumbuhan online shopper / pengguna internet yang melakukan belanja online bisa mencapai 75 juta. Berikut adalah cuplikan datanya:

Tentunya tren ecommerce / toko online ini akan terus berkembang dan meledak. Bayangkan, setiap ada media sosial baru, tiba – tiba tidak lama kemudian muncul lapak. Tiba-tiba profile page mendadak berubah menjadi tempat jualan. Sampai-sampai di postingan apapun selalu saja muncul komentar jualan. Sebagai konsumen, saya malah men-cap negatif untuk toko online yg menjalankan praktik seperti itu. You give ecommerce a bad name!

Dua tahun terakhir ini saya lumayan banyak melakukan aktivitas belanja online. Tidak seperti tiga – empat tahun lalu, dimana saya belanja online-nya masih menggunakan cara tradisional di forum/kaskus/mailing list. Apalagi metode pembayarannya masih menggunakan transfer bank manual kemudian buktinya dikirim, atau menggunakan metode COD (Cash on Delivery).
Sekarang, toko online sudah semakin baik: keamanan, kredibilitas, sistem pembayaran, proses pengiriman, harga yang lebih bersaing, dan tanggapan customer service yang cepat. Apalagi saat ini sudah ada asosiasi seperti IdEA (Indonesia Ecommerce Association) yang giat dan aktif berkontribusi.
Ada tujuh kategori ecommerce berdasarkan jenis produk yang dijual yang sudah saya rasakan pengalaman berbelanja, yaitu tiket pesawat & hotel, fashion, elektronik, gadget, buku & majalah, keperluan bayi & rumah tangga, sampai dengan groceries. Pengalaman yang saya rasakan berbeda-beda, baik pengalaman negatif sampai dengan yang sangat positif. Berdasarkan pengalaman tersebut saya punya 4 masukan/ide bagi pembaca blog ini yg akan atau sedang menjalankan toko online.