2013 saya seperti melakukan hiatus. Hiatus dari menulis rutin di blog ini, ‘bersuara’ di social media, melakukan networking, sampai dengan hiatus membuat sebuah karya nyata.

Alasannya? Sibuk.
Iya, tapi sebenarnya sibuk alasan klise. Alasan sebenarnya adalah saya kehilangan gairah karena terlalu banyak melakukan planning. Iya perencanaan. Ada yang bentuknya proposal ada yang bentuknya roadmap, dsb.
Planning itu memang penting. Tapi saya sadar, ternyata orang yang tidak pernah melakukan planning, dan langsung beraksi malah lebih punya tempat dan seperti berjalan maju (ada progress!). Itu makanya, profesi Strategist & Analyst tidak terlalu banyak di negeri ini, karena bebannya pikirannya berat. Yup, dia harus berpikir sampai ngebul, riset, menjabarkan detail setiap konsep, dsb. Tapi tidak ada penilaian / penghargaan yang fair.
Kenapa? Karena khalayak tidak bisa melihat keindahan dari sebuah strategi, sampai strategi atau rencana tersebut dijalankan.
Satu lagi, kebanyakan khalayak ketika sedang menjalankan sebuah rencana atau roadmap akan melupakan rencana detail yang sudah dibuat. Mereka akan fokus ke bagian-bagian yang mereka anggap penting. Analoginya:
Satu keluarga akan pergi berbelanja untuk kebutuhan renovasi rumah. Sebelumnya mereka sudah membuat konsep dan daftar persiapan sampai dengan apa yang harus dibelanjakan.
Ketika sampai di tempat belanja, sang ayah dan ibu malah berdebat mengenai warna dan ukuran sebuah jam dinding yang akan menggantikan jam dinding lama mereka. Sedangkan sang anak merengek untuk dibelikan kasur air. Waktu mereka terbuang, dan sebagian dari barang yang ada di daftar belanja tidak terbeli.
Mereka berhasil merusak konsep dan rencana yang dibuat jauh-jauh hari.
Jason Fried mengatakan di bukunya, Rework, tentang berbahayanya ketika kita mengagung-agungkan planning. Dia menyarankan untuk menggantinya dengan istilah guessing.
Busting your ass planning something important? Feel like you can’t proceed until you have a bulletproof plan in place? Replace “plan” with “guess” and take it easy. That’s all plans really are anyway: guesses.
So next time you’re working on a business plan, call it a business guess. And that financial plan? It’s a financial guess. Strategic planning? Call it with it really is: a strategic guess. 5 year plan? You mean 5 year guess.
There’s nothing wrong with guessing, dreaming, or predicting, but it’s not planning. Planning’s too definite a term for most things. We often use planning when we really mean guessing. And what we call it has a lot to do with how we think about it, do about it, and devote to it. I think companies often over think, over do, and over devote to planning.
So next time call a plan a guess and just get to work.
source: Signal vs Noise, 37signals blog
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi dan mengubah sebuah rencana yang sudah disiapkan. Lebih baik melakukan perencanaan yang efektif dan efisien, kemudian lakukan implementasi dengan baik dan disiplin.
2013 belum maksimal? Ya, saya akui. Tetapi meskipun begitu ada banyak hal menarik yang terjadi di tahun lalu (saya akan ceritakan di post selanjutnya!).
Jadi, mari kita canangkan 2014 menjadi tahun yang produktif!
Jangan biarkan meeting demi meeting yang tidak penting terjadi!
Hindari perencanaan yang terlalu lama dan rumit!
Manfaatkan waktu sebaik mungkin!
Selamat berkarya kawan!

2 tanggapan untuk “2014, The Year of Action”
[…] post sebelumnya, saya janji untuk menceritakan apa saja yang menarik di 2013. Tulisan ini adalah lanjutan dari […]
SukaSuka
[…] setiap tahun saya selalu memberikan update seperti yang ada di post ini. Bahkan penulisan judul untuk mengabarkan rencana tahun, saya biasanya buat dengan format “Tahun: […]
SukaSuka