Saya pernah diprotes oleh pacar ketika sedang asyik bermain-main dengan gadget dan laptop. Katanya saya lebih memperhatikan layar LCD dibandingkan memperhatikan dia. Walaupun pada saat itu saya sedang bekerja, namun protes yang dia lancarkan benar adanya.
Minggu lalu teman saya berbagi sebuah video yang merupakan video iklan dari Thailand, yang isinya menceritakan kejadian yang sama persis seperti yang saya hadapi (dan mungkin teman-teman juga mengalami hal yang sama),
Disconnect to Connect, yak itu adalah inti pesan yang ingin disampaikan dalam iklan diatas. Bagaimana kita disconnect dari digital world, dan kembali connect dengan kehidupan nyata.
Solusi Sixsense Tech
Suatu teknologi paradoks bukan?! bagaimana teknologi yang seharusnya membantu manusia, malah menimbulkan masalah. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, Manusia tidak menyerah untuk menemukan teknologi yang akan membuat manusia tetap menjadi manusia. Permasalahan ini dijawab oleh Pranav Mistry dalam Sixsense Tech. (lihat postingan saya sebelumnya)
Apakah ini merupakan solusi yang sebenarnya? ataukah ini hanya bagian kecil dari sebuah solusi besar? Yang pasti, menurut saya pribadi, hidup harus seimbang, baik dalam bekerja, membina hubungan, saling tolong-menolong dan membantu satu sama lain.
*Sudah ah sampe disini aja, saya mau pacaran dulu ๐
3 tanggapan untuk “Disconnect to Connect”
Ha, ha, nasib sama kang ๐
SukaSuka
terus solusi miftah apa? ๐
SukaSuka
suka judulnya ๐
ato kebalikannya, whenever we’re connecting to the virtual world, actually we’re disconnecting ourself from the real world.
SukaSuka